LAPORAN PRAKTIKUM I
ZOOLOGI
INVERTEBRATA
(ABKC 2201)
PROTOZOA
Disusun Oleh :
Ninawati
(A1C214030)
Kelompok VI A
Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
M. Arsyad, S.Pd., M.Pd
Amalia Rezeki S.Pd., M.Pd
Asisten Dosen :
Muhammad Lutvi Ansari
Dela Aprilia Lesman
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2015
PRAKTIKUM
I
Tujuan : Mengenal beberapa anggota phylum protozoa yang hidup
bebas di air tawar.
Hari/Tanggal : Kamis / 19 Februari dan 26 Februari 2015
Tempat :
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin
I.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Baki
2.
Pipet
tetes
3.
Kaca
benda
4.
Kaca
penutup
5.
Mikroskop
6.
Kompor
gas
7.
Panci
8.
Gelas
kimia
9.
Gelas
aqua sebanyak 8 buah
10. Gelang karet
11. Plastik transparan
12. Kertas karbon 5 lembar
13. Tissue
14. Kapas
15. Kamera
B. Bahan
1. Air
kolam
2. Air
sawah
3. Air
selokan
4. Air
comberan
5. Kotoran
ayam kering
6. Jerami
II.
CARA
KERJA
A. Medium Biasa
1.
Dengan
pipet
ambil 2-3 tetes air tersebut
di atas, letakkan pada kaca benda, tutup dengan kaca penutup.
2.
Amati Protozoa apa saja yang tampak.
3.
Gambar morfologi hewan-hewan tersebut
dan sebutkan bagian-bagiannya.
B. Medium Biakan
1.
Rebus 200 gram jerami dengan air
sebanyak + 2 liter selama 15 menit.
2.
Dinginkan air rebusan, menyaringnya lalu
mengambil sebanayak 80 ml air rebusan dan memasukkan ke dalam gelas aqua.
3.
Ke dalam aqua menambahkan kotoran ayam
kering dan sedikit jerami.
4.
Masukkan air bahan sebanyak 20 ml.
5.
Berikan perlakuan gelas aqua A dalam
keadaan transparan, sedang gelas aqua B dalam keadaan tertutup kertas karbon.
6.
Biarkan media selama satu minggu.
7.
Lakukan pengamatan setelah satu minggu.
III.
TEORI
DASAR
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang lebih
majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari
satu sel, namun Protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh
mikroskopis, sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya.
Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat
gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang tanpa alat gerak.
Protozoa mempunyai lebih dari 30.000 spesies dengan beberapa sifat
karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang bersifat patogen pada manusia dan
hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosa dengan Ruminantia,
sebagai mikroorganisme pada serangga, berperanan didalam proses mikrobiologi
tanah, mikrobiologi air, dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup dengan syarat
kehidupan yang minimal, sebab jasad ini dapat menggunakan bakteria maupun
protozoa lainnya sebagai sumber makanannya. Di
dalam keadaan yang tidak sesuai untuk pertumbuhannya beberapa
spesies dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding
sel tebal.
Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner (pembelahan diri) dan
pembelahan ganda (misalnya pada plasmodium) dan secara seksual dengan singami
(yaitu persatuan dua gamet yang sama atau berbeda ukurannya) dan konjugasi
(terjadi pertukaran inti sehingga terjadi reorganisasi pada kedua
individu).
Peranan protozoa bagi kehidupan manusia :
a.
Protozoa
yang menguntungkan
Umumnya
protozoa merugikan bagi manusia, namun ada juga yang menguntungkan, misalnya
beberapa sepecies yang hidup sebagai saprofit pada sampah, sehingga dapat
membantu siklus mineral. Dalam ekosistem perairan. Protozoa yang hidup sebagai
zooplankton sangat berguna untuk makanan ikan.
b.
Protozoa
yang merugikan
Umumnya
Protozoa bersifat holozoik, makanannya diperoleh dari sisa organisme lain.
Protozoa yang mengambil zat makanan dari organisme lain ini bersifat parasit
dan patagen, karena itu sangat merugikan.
Berdasarkan alat geraknya, protozoa dikelompokkan menjadi
4 kelas yaitu
1.
Kelas
Rhizopoda (Sarcodina)
Alat geraknya berupa kaki semu (pseudopodia) yang
merupakan penjuluran sitoplasma, gerakannya disebut gerak amoeboid, dan bentuk
tubuhnya tidak tetap. Berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri.
Rhizopoda yang hidup di air tawar dan hidupnya bebas misalnya Amoeba proteus
dan Difflugia. Rhizopoda yang hidup di laut misalnya Globigerina
dari kelompok Foraminifera. Yang hidup parasit pada manusia misalnya Entamoeba
histolytica dan Entamoeba gingivalis.
2.
Kelas
Ciliata (Ciliophora/Infusoria)
Alat geraknya
berupa rambut getar (silia). Disebut Infusoria karena anggota
Ciliata hidup di air yang tercemar. Silia terdapat di seluruh permukaan tubuh
atau hanya pada bagian tertentu. Bentuk tubuhnya tetap karena memiliki perikel.
Memiliki dua macam inti yaitu
mikronukleus (berfungsi mengatur perkembangbiakan) dan makronukleus (mengatur
pertumbuhan dan metabolisme). Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan
biner dan secara seksual dengan konjugasi. Ciliata yang hidup bebas di air
tawar misalnya Paramaecium, Stentor, Vorticella, dan Didinium
(predator). Ciliata yang hidup parasit pada manusia adalah Balantidium coli.
3.
Kelas
Flagellata (Mastigophora)
Alat geraknya
berupa bulu cambuk (flagel) dan bentuk tubuhnya tetap. Cara hidupnya ada
yang hidup bebas, bersimbiosis, dan parasit. Flagellata yang hidup bebas
misalnya Euglena, yang hidup bersimbiosis misalnya Trichonympha
pada usus rayap, dan yang hidup parasit misalnya Trypanosoma gambiense memyebabkan
penyakit tidur, Trichomonas vaginalis menyebabkan penyakit pada
alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria, Leishmania donovani menyebabkan
penyakit kala azar. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan diri membujur.
4.
Kelas
Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak dan dalam daur hidupnya
memiliki spora. Sporanya ada dua macam yaitu spora aseksual disebut merozoit
dan spora seksual disebut sporozoit. Hidupnya parasit. Contoh Plasmodium
dan Toxoplasma. Peristiwa keluarnya merozoit dari eritrosit ketika pecah
menyebabkan suhu badan penderita naik disebut masa sporulasi. Plasmodium
vivax dan P. Ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium
malariae menyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum
menyebabkan malaria tropikana. Toxoplasma gondii menyebabkan
penyakit toksoplasmosis. Toxoplasma masuk ke dalam tubuh manusia
melalui daging yang tercemar kista Toxoplasma dari kotoran kucing.
Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena dapat membunuh
embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.
5.
Kelas
Suctoria
Bentuk muda hewan ini
mempunyai cilia, oleh sebab itu beberapa ahli memasukkan ke dalam kelas
ciliate. Hidupnya mandiri
jika sudah dewasa, mempunyai tentakel dan melekat pada suatu benda dengan
tentakelnya. Beberapa jenis bersifat parsit. Tentakelnya berguna untuk menusuk
atau menghisap dan tidsak memiliki cilia. Cara makannya bersifat holozoik. Reprodusi dengan membentuk
tunas-tunas. Contohnya: Podophyta dan Suctoria yang parasit.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
1.a Medium Biasa
No
|
Nama Kelompok
|
Nama Spesies
|
Air Kolam
|
Air Sawah
|
Air Selokan
|
Air Comberan
|
Sketsa
|
1.
|
II
|
Euglena
Viridis
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
1.b.
Medium Biakan Transparan
No.
|
Nama Kelompok
|
Nama Spesies
|
Air Kolam
|
Air Sawah
|
Air Selokan
|
Air Comberan
|
Sketsa
|
1.
|
I, IV, VII
|
Euglena
Viridis
|
-
|
ü
|
-
|
ü
|
|
2.
|
IV, VI,VII
|
Paramecium
caudatum
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
3.
|
V, VI
|
Volvox
globator
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
|
4.
|
VII
|
Amoeba
sp
|
-
|
ü
|
-
|
-
|
1.c. Medium Biakan Karbon
No.
|
Nama Kelompok
|
Nama Spesies
|
Air Kolam
|
Air Sawah
|
Air Selokan
|
Air Comberan
|
Sketsa
|
1.
|
I, III, IV, VI, VIII
|
Paramaecium
caudatum
|
ü
|
ü
|
-
|
-
|
|
2.
|
I
|
Euglena
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
|
3.
|
I, V
|
Volvox
globator
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
a. Gambar
hasil pengamatan
1. Paramecium
caudatum
Keterangan:
1. Cilium
2. Micronukleus
3. Makronukleus
4. Celah mulut
5. Pellicle
|
Sumber: Gambar 1. 2015
Keterangan
: Termasuk protozoa, Paramecium caudatum ditemukan di comberan
(pada medium dalam gelas aqua tertutupi plastik transparan ditemukan dalam air
kolam, air sawah, air comberan dan air selokan. Dalam
air sawah
dan air kolam terdapat pada gelas aqua keadaan tertutup kertas karbon).
2. Euglena
viridis
Keterangan:
1. Flagel
2. Mulut sel
3. Nukleus
4. Vakoula kontraktil
5. Bintik mata
|
Sumber: Gambar 2. 2015
Keterangan
: Euglena viridis termasuk protozoa,
ditemukan di air comberan baik medium biasa, medium biakan dengan ditutupi
plastik transparan maupun medium biakan yang ditutupi dengan kertas karbon.
3. Amoeba
sp
Keterangan:
1. Membran sel
2. Endoplasma
3. Nukleus
4. Vakoula kontraktil
|
Sumber: Gambar 3. 2015
Keterangan: Amoeba
sp ditemukan di air sawah
dalam perlakuan gelas aqua
yang ditutupi
plastik transparan pada medium biakan.
a. Volvox globator
Keterangan:
1. Flagel
2. Nukleus
3. Kloroplas
4. Bintik mata
|
Sumber : Gambar 4. 2015
Keterangan : Volvox globator merupakan protozoa, ditemukan pada medium biakan yang ditutupi
plastik transparan dan ditutupi kertas karbon yaitu terdapat di air kolam.
V.
ANALISIS
DATA
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan dua medium, yaitu medium
biasa dan medium biakan. Pada medium biakan yang ditutup plastik transparan,
terdapat protozoa sebagian yang sedikit berbeda dengan medium biakan yang ditutup dengan karbon.
Berikut adalah analisis spesies yang merupakan protozoa:
1) Paramecium caudatum
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum : Protozoa
Superclass : Cilliata
Class : Holotriohea
Order : Hymonostimatida
Famili : Holotrichidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium caudatum
(Sumber : Hegner. 1968)
Berdasarkan
hasil pengamatan dibawah mikroskop, hewan ini tampak berenang-renang dengan
gerakan yang bervariasi (tidak beraturan) dan dengan sangat cepat. Hal tersebut
dikarenakan oleh adanya rambut getar atau silia yang memenuhi seluruh permukaan
tubuh dari hewan ini. Paramaecium
mempunyai bentuk tubuh seperti sandal, oleh karena itu hewan ini disebut dengan
hewan sandal. Apabila dilikat dibawah mikroskop hewan ini mempunyai bentuk yang
tetap atau tidak berubah-ubah. Paramecium
lebih banyak ditemukan pada medium biakan yang ditutupi kertas karbon
dibandingkan medium biakan yang ditutupi plastik transparan.
Paramecium
caudatum tergolong hewan bersel satu yang tubuhnya besar dan
hidup di air tawar, dapat dilihat dengan mata biasa biasa sebagai titik yang
bergerak-gerak, panjangnya 80.350 mikron ( 1 Mikron = 1/ 1000 mm ).
Rambut getar diseluruh
permukaan tubuhnya sebenarnya adalah tonjolan selaput permukaan sel. Saat hewan
ini bergerak, bagian deapanya adalah bagian yang tumpul sedangkan bagian belakangnya adalah bagian
yang lancip. Pada bagian tubuh yang lancip terdapat lengkukan ke dalam yang
merupakan lubang mulut sel yang di sebelah dalamnya berhubungan dengan suatu
corong., berakhir pada rongga makanan. Makannya berupa maklik bersel satu
seperti bakteri, protozoa kecil, ganggang dan rag. Oleh gerakan rambut getarnya
maka makanan dapat masuk ke dalam mulut sel terus malalui corong makanan sampai
ke dalam rongga makana untuk dicerna.
Paramecium caudatum
berkembang biak dengan membelah diri dan konjugasi. Pada pembiakan membelah
diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian yang masing-masing bergerak ke arah
ujung srl yang berlawan. Inti mikro membelah melintang menjadi dua : corong makanan
dan rongga yang berdenyut yang kedua terbentuk juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang
yang membagi tubuh menjadi dua bagian yang sama besar. Dengan jalan demikian
terjadilah dua jasad muda yang masing-masing diperlengkapi dengan organel yang
sempurna. Paramecium caudatum bergerak dengan menggunakan silia
(bulu getar)nya, oleh
karenanya dia dimasukkan kedalam filum cilliata. Bagian tubuhnya ada vakuola
kontraktil, vakuola makanan tua, celah mulut, mikronukleus, makronukleus,
vakuola makanan, vestibulum, rongga mulut, faring, dan trikosis.
2) Euglena
viridis
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Superclass : Mastigophora
Class : Phytomastigoporea
Ordo : Euglenida
Famili : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena
viridis
(Sumber : Hegner.
1968)
Euglena
viridis ditemukan pada medium biasa maupun medium biakan
(ditutupi plastik transparan dan ditutupi kertas karbon) yaitu di air comberan.
Spesies ini memiliki silia yang sama panjang, yang
terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya. Bentuk tubuh panjang, runcing pada
anterior dan tumpul pada posterior. Lapisan luar yang memadat disebut ektoplasma
dan bagian di sebelah disebut endoplasma yang wujudnya padat.
Euglena
viridis adalah protista yang dapat bertindak sebagai
heterotrof dan dapat pula sebagai autotrof. Ketika bertindak sebagai
heterotrof, Euglena viridis
mengelilingi partikel dan mengkonsumsi makanan dengan fagositosis. Ketika bertindak sebagai autotrof, Euglena viridis menggunakan kloroplas, (warna
hijau) yang mengandung Klorofil a, Klorofil b, dan beberapa karotenoidpigmen,
untuk menghasilkan gula oleh fotosintesis. Setiap kloroplas memiliki tiga membran,
dan ada ditumpukan tilakoid tiga. Jumlah dan bentuk kloroplas dalam Euglenozoa sangat bervariasi karena kondisi
lingkungan dan sejarah evolusi. Euglena
mampu bergerak melalui lingkungan perairan dengan menggunakan besar, flagela
untuk penggerak. Untuk mengamati lingkungannya, sel berisi eyespot, organel primitif yang
menyaring sinar matahari ke dalam cahaya-mendeteksi, foto-sensitif struktur didasar
flagela hanya mengizinkan panjang gelombang cahaya tertentu untuk memukulnya.
Foto ini mendeteksi daerah yang sensitif terhadap cahaya yang dapat ditularkan
melalui eyespot. Ketika cahaya tersebut terdeteksi, Euglena viridis mungkin sesuai menyesuaikan posisi untuk
meningkatkan fotosintesis. Euglena
viridis mobilitas juga memungkinkan untuk berburu kemampuan, karena
adaptasi ini, banyak Euglena viridis
dianggap mixotrophs:autotrophs disinar matahari dan heterotrophs dalam gelap. Euglena viridis juga struktural dinding sel kurang, tapi memiliki kulit tipis sebagai gantinya. Yang
kulit tipis terbuat dari protein band yang spiral ke bawah panjang Euglena viridis dan berbaring di bawah
membran plasma.
Dalam kondisi
kelembaban rendah, sebuah Euglena viridis membentuk dinding pelindung di
sekitar itu sendiri dan tertidur sebagai spora
sampai kondisi lingkungan membaik. Euglena
viridis juga dapat bertahan dalam gelap dengan menyimpan paramylon butiran dalam tubuh pyernoid dalam
kloroplas. Euglena berkembang biak
dengan membelah diri secara longitudinal.
Hewan ini mudah dikenali karena satu flagelnya (bulu
cambuk) yang menjadi ciri khas protozoa superklas mastigosphora. Euglena
berbentuk seperti kumparan yang panjangnya bervariasi dari 25-100 mikron.
Mempunyai
sebuah flagellum pada ujung anterior yang dimulai dari kerongkongan. Ke dalam kerongkongan itu bermuara
pada suatu tempat penampungan (reservoir). Ke dalam
reservoir itu bermuara beberapa vakuola kontraktil kecil. Dekat reservoir
tersebut terdapat srigma merah (dianggap sebagai mata) (eu + Gr. Glene, biji
mata). Dalam tubuh hewan biasanya terdapat sejumlah besar kloroplastid. Dalam
sitoplasma disimpan karobohidrat sebagai makanan cadangan berupa butir-butir
paramilum. Inti tunggal dan di tengah-tengahnya terkumpul kromatin
(Brotowijoyo, 1986 hal: 61).
3). Amoeba sp
Klasifikasi:
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Protoza
Sub phylum :
Plasmoderma
Classis : Sarcodina
Sub Classis :
Rhizopoda
Ordo : Amoebima
Family : Amoebioae
Genus : Amoeba
Species :
Amoeba sp
Sumber: Wahyudi, didik. 2014. Protozoa. http://didik-abd.blogspot.com
(online). Diakses 3 Maret 2015.
Protozoa ini sayangnya hanya ditemukan pada air sawah dalam gelas transparan
oleh kelompok 7,
namun pada hakikatnya protozoa ini habitatnya adalah air tawar.
Amoeba bergerak dengan menjulurkan kaki semunya
(pseudopodia), gerakannya ini disebut amoeboid.
Amoeba ada yang dibungkus cangkang ada pula yang tanpa selubung cangkang
(telanjang), biasanya yang tanpa selubung bentuknya asimetris dan selalu berubah.
Bagian tubuh amoeba yang hanya satu selter diri atas vakuola
makanan, vakuola kontraktil, inti, endoplasma, ektoplasma, plasmagel,
plasmolema, tudung hyalin, lembaran plasma gel, plasma sol, dan juga kristal-kristal.
Amoeba sp terdapat dalam air tawar baik pada air tergenang maupun yang mengalir. Perkembangan dalam reproduksi
amoeba merupakan pertumbuhan yang
sederhana, sel sebagai hasil pembelahan binary jadi sel yang penuh dengan keunikan
volume secara perlahan-lahan. Hewan ini bernapas
dengan cara difusi.
Pengambilan makanan terjadi tanpa
bantuan bagian bentuk mulut dan dapat terjadi dibagian mana saja pada permukaan
tubuh dimana makanan berupa protozoa yang ditelan melalui permukaan tubuh yang membujur
keluar (Jasin, 1992).
Tubuhnya terdiri atas vakuola kontraktil, nukleus, vakuola makanan.
Tubuhnya dibedakan atas dua bagi ansi toplasma yaitu ektoplsma dan endoplasma. Amoeba merupakan hewan bersel tunggal dengan ukuran panjang 250 um (0,25 mm) transparan tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang tetapi harus menggunakan mikroskop dan tanpak putih
kebiru-biruan (Jasin, 1992).
4). Volvox globator
Klasifikasi
kingdom :
Animalia
Filum :
Protozoa
Class
: Phitomastigophora
Ordo
: Phytomonadina
Family : Phytomonadideae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox globator
(Jasin, 1992).
Volvox
globator ditemukan di air kolam pada medium biakan yang ditutupi plastik transparan
dan kertas karbon. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat
memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Namun pada volvox ini berbentuk bola berukuran kecil. Sebagai
plankton di dalam air tawar, serta ada
yang terdapat ada air genangan dan persawahan (Jasin, 1992). Perkembangbiakan
Seksual secara oogami, Aseksual dengan pembelahan sel membentuk koloni anakan (Anonim, 2013). Respirasi
terjadi secara aerob atau anaerob pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan
cara osmosis dan difusi melalui seluruh permukaan tubuh aerob pembongkaran zat komles
jadi zat enzim (Subrotoi, 2013). Proses
pernapasan dengan masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida berlangsung dengan
cara difusi di permukaan tubuh (Jasin, 1992).
Antara satu sel
dengan sel lainya yang saling berdekatan di hubungkan oleh benang-benang sitoplasma,
makanan dari sekitar ditangkap dan sintesis oleh sel-sel vegetatif. Volvox globe
torter diri atas ratusan sel yang digabungkan oleh suatu jalinan plotoplasma.
Sebagian sel-selnya mempunyai titik mata, chlorophyl, vakuola kontraktil, dan dua
flagella. Sel-sel tersebut disebut sel somatis. Spesies ini berbentuk bola yang
berongga dan rongga itu berisi bubur cair, pada dinding bagian luar tertanam
3-17 ribu sel secara individu dan memiliki dua flagel pada setiap sisi tubuhnya
yang berfungsi sebagai pergerakan ( Jasin, 1992 ).
Menurut literatur yang ada yaitu
contoh laporan pengamatan protozoa http://idevata.blogspot.com/2011/10/contoh-laporan-pengamatan-protista.html. Pada air
jernih lebih sedikit mengandung protozoa daripada air yang lebih kotor seperti
air sawah, air sungai dan lain-lain. Karena kondisi air jernih tidak
memungkinkan protozoa untuk hidup. Sebab pada air jernih keadaan airnya bersih
sehingga sedikit terdapat makanan untuk protozoa seperti jasad renik dan lain-lain,
sehingga kehidupan protozoa kurang didukung oleh lingkungannya.
Air kotor ada hubungannya dengan
jumlah protozoa. Karena air yang kotor merupakan tempat hidup yang ideal bagi
protozoa. Sebab disana banyak terdapat makanan untuk protozoa seperti jasad-jasad
renik dan lain-lain. Pada air kotor protozoa dapat hidup dengan aman karena
jarang ada yang mengganggu. Filum yang paling banyak ditemukan ialah filum
flagellata (Mestigophora). Cara bergeraknya semua berputar-putar kesana-kemari.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Protozoa adalah hewan-hewan bersel
tunggal, mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan
multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan
organisme yang sempurna
2.
Berkembang biak dengan membelah diri,
tetapi ada juga yang mengadakan konjugasi, dan membentuk spora.
3.
Cara mengambil makanannya ada yang
saprozoik, holofitik, dan holozoik.
4.
Protozoa habitatnya di air tawar, air
laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang
tanpa alat gerak.
5.
Anggota
protozoa yang ditemukan pada medium biasa yaitu Euglena viridis.
6.
Anggota
protozoa yang ditemukan pada medium biakan yaitu, Euglena viridis, Paramecium caudatum, Amoeba sp dan volvox
globator.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G.
Mitchell. 2003.Biologi. Edisi Ke-5,6.
Terj.
Dari: Biology. 5th ed. Oleh Manalu, W. Jakarta. Penerbit
Erlangga.
Halang, Bunda,
Dharmono, Mahrudin, M. Arsyad, dan Amalia Rezeki. 2015. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Jurusan: PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya :Sinar Wijaya.
Kashiko tim. 2004. Kamus Lengkap Biologi. Edisa ke-2. Surabaya.
Kashiko
Publisher.
Subrotoi. 2014. Respirasi Hewan. (http//:www.google,search.com)
Universitas Jakarta. Di akses pada tanggal 3 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar